Mewujudkan Sekolah Unggul dengan Aturan Masuk Pukul Lima Pagi


Oleh. Bunda Hanif

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, meminta pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Kota Kupang memulai jam pelajaran pada pukul 05.00 Wita. Viktor menuturkan ada dua SMA yang sudah siap menjalankan kebijakan masuk sekolah pukul 05.30 Wita, yakni SMA 1 Kupang dan SMA 6 Kupang (Muslimahnews.com, 3/3/2023).

Kebijakan beliau tentu saja mendapat pertentangan dari sejumlah pihak, terutama orang tua murid. Karena, tentu saja kebijakan tersebut akan menyulitkan siswa yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah. Belum lagi dengan keterbatasan alat transportasi yang mereka miliki.

Anggaran Pendidikan di NTT menurut Viktor terbilang besar, lebih dari 20%, namun lulusan SMA di NTT sangat sedikit yang mampu menembus perguruan tinggi negeri favorit. Berdasarkan hal tersebut, beliau meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk menyiapkan SMA yang akan di desain menjadi sekolah unggul.

Sebenarnya, bukan hanya pendidikan yang menjadi masalah serius di NTT, tetapi juga kesejahteraan masyarakatnya yang masih sangat rendah. NTT adalah salah satu provinsi termiskin di Indonesia, bahkan pada tahun 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) merilis NTT menduduki peringkat ketiga dari 10 provinsi termiskin di Indonesia.

Kenaikan jumlah penduduk miskin di NTT dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan tersebut mengakibatkan harga barang juga ikut naik baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan di NTT. Selain termiskin, NTT juga termasuk provinsi dengan jumlah daerah tertinggal terbanyak kedua di Indonesia, yakni sebanyak 13 kabupaten. Daerah tertinggal merupakan daerah yang wilayahnya serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

Jika melihat fakta yang terjadi di NTT, tampaknya penguasa hanya melihat permukaan ketika menetapkan kebijakan. Masalah kemiskinan dan ketertinggalan seharusnya lebih diprioritaskan untuk diatasi karena kedua hal itu berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia.

Solusi terhadap sekolah unggul dengan menetapkan jam belajar mulai pukul 05.00 Wita bukanlah solusi yang tepat, justru malah sebaliknya. Apalagi jika tidak didukung dengan kurikulum dan infrastruktur pendidikan yang memadai. Sekolah unggul tidak bisa diukur dari sudut pandang kapitalistik yang hanya mencetak generasi bermental robot dan pragmatis dan tidak mampu berpikir sistemis apalagi mencapai derajat cemerlang(mustanir) yang bisa menjadi seorang problem solver (pemecah masalah).

Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul harus dikembalikan pada aturan Sang Pencipta. Seseorang bisa dibentuk menjadi individu yang unggul sekelas pakar, selain kurikulum berbasis akidah Islam serta infrastruktur yang memadai, tentu membutuhkan kecerdasan di atas rata-rata orang awam. Untuk mencapai keunggulan, tentunya membutuhkan proses pembelajaran yang lebih luas dan banyak.

Di dalam kehidupan kapitalisme, mewujudkan sumber daya manusia yang unggul adalah sesuatu yang mustahil. Pendidikan hanya ditujukan untuk mencetak orang pintar yang kosong dari iman. Bagaimana bisa memberikan kemaslahatan bagi umat jika manusia yang dihasilkan hanyalah manusia-manusia serakah yang tujuan hidupnya untuk mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya. Pendidikan pun dijadikan ladang bisnis sehingga tidak mampu dinikmati oleh masyarakat miskin. Padahal, mendapatkan pendidikan adalah hak setiap orang dan negara wajib memenuhinya.

Berbeda dengan negara dalam sistem Islam, sekolah merupakan institusi keilmuan yang berperan penting dalam mencetak mutiara-mutiara umat, calon pemimpin peradaban sahih. Sekolah dalam sistem Islam menyelenggarakan pendidikan dengan kurikulum shahih yang mampu menyelesaikan segala permasalahan kehidupan.

Negara juga menyediakan fasilitas yang lengkap untuk memperlancar proses pembelajaran. Rakyat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menempuh pendidikan tanpa dibatasi oleh usia, dan tentunya pemilihan bidang keahlian sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Para guru diberi gaji yang sangat tinggi sebagai wujud penghargaan atas ilmu yang telah diberikan untuk kemaslahatan umat, sehingga mereka fokus mengajar tanpa harus dipusingkan dengan biaya hidupnya dan keluarganya.

Demikianlah pendidikan dalam sistem Islam mampu mewujudkan generasi unggul. Tidak hanya unggul dalam bidang sains, melainkan unggul dalam ilmu agama. Sehingga wajar saja, semakin tinggi ilmu yang mereka miliki membuat mereka semakin tawadhu dan tunduk kepada Allah Swt.

Ilmu yang mereka miliki, mereka sumbangkan bagi kemaslahatan umat, bukan untuk memperkaya diri sendiri. Jelaslah, bahwa mewujudkan sekolah unggul dengan menetapkan kebijakan jam belajar lebih awal bukanlah solusi yang tepat. Sudah selayaknya kita belajar dari masa lalu. Telah tercatat dalam sejarah, hanya Islamlah satu-satunya yang mampu mewujudkan generasi unggul dalam ilmu pengetahuan dan agama.

Wallahu ‘alam bisshowab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi