Jangan Ngantuk Saat Halaqoh

Pernah mengantuk atau tertidur saat halaqoh? Mungkin sebagian dari kita pernah begitu. Bisa sebagai peserta, tapi ada juga yang sebagai pengisi mengantuk bahkan tertidur.

Mengantuk atau tertidur di majlis ilmu bukan suatu hal yang baik. Sebab, majlis ilmu adalah majlis yang penuh barakah, dinaungi malaikat, disebut sebagai taman surga, dan tempat ilmu disebarkan. Apakah mau kita melewatkan nuansa yang berjejal kebaikan itu?

Majlis halaqoh juga tempat dan waktu terjadinya charge ghirah perjuangan. Di saat kelelahan fisik dan batin dalam perjuangan melanda, halaqoh adalah momen dimana enerji perjuangan itu kembali dinaikkan. Juga, tempat menjawab berbagai persoalan ideologi yang menghadang di perjalanan hidup. Bila sering tertidur di majlis ilmu bagaimana bisa mengisi ulang enerji itu? Dan bagaimana pula bisa menemukan jawaban ideologis dalam kehidupan bila lebih banyak tidur sepanjang perhalaqohan?

Bisakah kita menahan kantuk dan tidur di saat momen penting seperti perhalaqohan?

Untuk menjawab pertanyaan itu harus dijabarkan dulu apakah tidur itu kebutuhan naluri atau kebutuhan jasmani. Jawabannya, mengantuk dan tidur adalah kebutuhan jasmani (hajatul ’udhwiyyah). Buktinya; pertama, dorongan mengantuk dan tidur datang secara internal dari tubuh manusia. Seperti halnya lapar, haus dan buang hajat, mereka tidak membutuhkan stimulan dari luar. Mereka yang sudah kenyang maka tidak akan menjadi lapar lagi walaupun dihidangkan makanan lezat. Namun walaun berusaha sekuat tenaga keinginan untuk makan, ia akan menagih tubuh untuk makan, walaupun seseorang berusaha sekuat tenaga tidak mengundang keinginan untuk makan. Akan tetapi, badan memiliki dorongan biologis yang menuntut terpenuhinya asupan makanan ke dalam tubuhnya.

Mengantuk dan tertidur pun demikian. Ada satu momen dimana tubuh manusia begitu letih dan membutuhkan istirahat sehingga ia tidak bisa lagi menahan keinginan untuk tidur. Tanpa perlu rangsangan seperti bantal atau kasur yang empuk, kita akan tertidur ketika sudah begitu lelah tanpa otak bisa lagi mengendalikan tubuh kita.

Bukti lain tidur adalah kebutuhan jasmani adalah terjadinya microsleep, yakni beberapa bagian otak “tertidur”, sementara bagian otak lainnya tetap aktif. Biasanya, orang yang sedang mengalami microsleep juga akan merasakan gejala berikut: hilang fokus, tidak mendengar pembicaraan orang lain, tidak ingat kejadian 1–2 menit yang lalu, menjatuhkan barang yang sedang dipegang, hilang kontrol postur tubuh sehingga kepala terjatuh tiba-tiba.

Pernahkan, ketika sedang isi kajian tiba-tiba kitab yang dipegang terjatuh, atau ketika sedang menerangkan suatu bab namun bicara Anda ngelantur, atau sekejap hilang kesadaran lalu tidak ingat paragraf yang dibahas oleh ustadz? Inilah microsleep. Sekuat apapun kita berusaha menahannya, namun tubuh dan bagian otak tidak bisa diajak kompromi untuk tidak tertidur.

Microsleep ini berbahaya bila menimpa supir, pekerja yang jalankan mesin, pegawai di bidang farmasi, dokter atau perawat, dsb. Karena bisa menyebabkan kecelakaan kerja yang fatal. Padahal sebelum alami microsleep mereka sadar sedang menjalankan sesuatu yang penting, namun otak dan badan mereka tidak sanggup menahan rasa kantuk dan tertidur. Menurut riset AAA Foundation for Traffic Safety, sebuah lembaga riset lalu lintas dan keamanan berkendara di AS, sekitar 16.5% kecelakan fatal di jalan raya disebabkan pengendara alami microsleep.

Kedua, bukti bahwa tidur adalah kebutuhan jasmani adalah dari dampak kerusakan fisik akibat kurang tidur yang berakibat pada kerusakan organ tubuh bahkan kematian. Ketika Anda tidur, bukan hanya mengistirahatkan otot, saat tidur tubuh mengalami perbaikan dan detoksifikasi (mengeluarkan racun). Tidur juga memberi kesempatan bagi sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi hormon-hormon imunitas (kekebalan tubuh).

Mereka yang mengabaikan kebutuhan tidur rawan mengalami gangguan kesehatan seperti kardiovaskular, tekanan darah tinggi, obesitas, depresi, produksi hormon tidak teratur, sistem kekebalan tubuh lemah, penurunan memori, mudah marah dan penurunan konsentrasi.

Di Jepang kasus kematian akibat kurang tidur disebabkan kerja keras luar biasa jumlahnya bertambah setiap tahun. Fenomena ini disebut karoshi. Para pekerja yang bekerja terus menerus berhari-hari, dengan tidur yang minim, biasanya meninggal setelah mengalami sakit kepala (pusing), detak jantung abnormal, pembuluh darah otak pecah (stroke), dan berujung pada kematian.

Maka tidur bukan kebutuhan naluri yang bisa datang dari dorongan eksternal. Pria dan wanita bisa menolak berhubungan intim berminggu-minggu tanpa mengalami gangguan kesehatan. Tapi jangan coba-coba menahan tidur berhari-hari, berbagai gangguan kesehatan akan terjadi.

Bisakah manusia tertidur padahal tidurnya sudah cukup? Bisa saja. Pertama, akibat pola tidur yang dibiasakan lama. Seperti orang yang membiasakan makan dengan porsi banyak, maka dorongan lapar terus muncul padahal sampai perutnya kenyang. Namun bila ia melatih pola makan dan pola tidur yang sehat, maka hal itu tidak akan terjadi. Buktinya, para nabi, para ulama, mereka punya pola tidur yang tidak panjang, dan pola makan yang tidak banyak.

Kedua, mereka yang punya riwayat gangguan kesehatan seperti insomnia, depresi, dehidrasi, atau glukosa darah tinggi, tekanan darah rendah, kolesterol tinggi. Atau pola hidup yang kurang sehat seperti kurang olahraga, begadang, dsb.

Mudah lelah dan sering mengantuk juga salah satu tanda seseorang alami kurang asupan nutrisi. Kekurangan zat besi, vitamin B12, vitamin C, berdampak pada fisik mudah lelah dan mudah mengantuk.

Jadi, persoalan mengantuk saat halaqoh ternyata tidak sederhana. Bukan karena pelaku mengundang datang rasa kantuk, tapi bisa karena faktor-faktor di atas. Oleh karena itu ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar tidak mengantuk saat di majlis ilmu;

  1. Biasakan pola hidup sehat; makan yang bergizi dalam porsi cukup, kurangi karbohidrat dan lemak termasuk mengurangi gorengan. Rutinkan olahraga walau hanya jalan kaki selama 15-30 menit atau 3 km atau lima ribu langkah. Tujuannya agar badan bugar.
  2. Istirahat yang cukup. Rasulullah Saw biasa tidur di awal malam, dan bangun di pertengahan malam. Untuk itu hindari membuka ponsel saat akan tidur karena membuat Anda terus terbangun hingga beberapa jam akibatnya bangun dalam kondisi badan tidak segar dan masih terasa mengantuk.
  3. Jelang halaqoh biasakan istirahat yang cukup. Bila memungkinkan tidurlah beberapa saat terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa lelah. Bisa juga dibantu dengan minum kopi atau wedang jahe agar badan segar dan tidak mengantuk.
  4. Cari lokasi halaqoh yang cukup ventilasi terbuka sehingga udara segar mengisi ruangan.
  5. Siapkan mental dan pikiran untuk masuk ke momen halaqoh. Dengan begitu rasa mengantuk akan berkurang bahkan hilang karena merasa ada agenda yang penting.

 

Bila Anda punya peserta kursus yang terus menerus mengantuk bahkan tertidur saat halaqoh, maka beri solusi padanya. Ingatkan untuk jaga kesehatan dan pola hidup yang baik. Atau, minta dia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan karena khawatir ada gangguan kesehatan yang menyebabkan selalu mengantuk saat di majlis ilmu. Ini lebih baik ketimbang menegurnya terus menerus padahal bisa jadi yang bersangkutan punya gangguan kesehatan. Bisa jadi ternyata jamaah Anda punya riwayat gizi buruk sehingga mudah mengantuk di forum halaqoh.

Sumber:https://www.iwanjanuar.com/jangan-ngantuk-saat-halaqoh/

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi