Islam Solusi Tepat di Tengah Maraknya Kekerasan Seksual pada Anak

Yani,
Dramaga

Maraknya kasus pelecehan seksual dan kekerasan pada anak di bumi Tegar Beriman membuat prihatin Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor. Ketua MUI kabupaten Bogor, Kyai Mukri Aji mengatakan, pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak merupakan penyakit individu dan penyakit masyarakat yang secara cepat harus disembuhkan. Penyembuhannya sendiri tentunya dimulai dari lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat (13/10/2022).

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pun meminta agar polisi segera menangkap 8 terduga pelaku kekerasan seksual pada anak di kabupaten Bogor. Deputi Bidang Perlindungan khusus Anak, Kementerian PPPA Nahar mendorong agar kasus ini segera ditangani dan diproses secara hukum.

Mengapa saat ini kekerasan seksual pada anak semakin banyak terjadi? Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua, kondisi ekonomi (rumah tidak layak, sehingga aurat kurang terjaga), kebebasan media sosial dan lemahnya pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam secara menyeluruh. Masyarakat saat ini sangat jauh dari perilaku islami, contohnya yaitu perilaku hedonisme, sikap individualisme, hingga pergaulan bebas yang kian merajalela.

Sistem sekuler kapitalis mengajarkan budaya hedonis, materialistis sehingga semua orang sibuk mengejar materi. Orang tua pun lalai dengan kewajiban mendidik dan mengawasi anak. Yang akhirnya menyebabkan ketimpangan distribusi kekayaan, sehingga keluarga tak mampu memberikan tempat tinggal yang layak. Sistem ini memberikan kebebasan di segala bidang termasuk media sosial. Sehingga, masyarakat dengan mudah mengakses tontonan yang berbahaya. Menghalangi masyarakat untuk mengenal hukum-hukum agama, menjauhkan agama dari kehidupan yang seharusnya menjadi tuntunan kehidupan.

Kekerasan seksual pada anak merupakan masalah yang kompleks, tidak bisa diselesaikan oleh individu, tapi butuh negara yang bisa mengurusi masalah ini. Banyaknya kasus yang terjadi merupakan bukti lemahnya perlindungan negara terhadap anak dan gagal mengayomi serta menjamin keamanan mereka. Padahal, negara adalah benteng sesungguhnya yang harus melindungi anak-anak dari kejahatan.

Dalam sistem Islam, negara wajib menerapkan kurikulum berdasarkan akidah Islam yang akan melahirkan individu bertakwa. Menerapkan sistem sosial yang akan menjamin interaksi yang terjadi antara laki-laki dan perempuan berlangsung sesuai syariat, serta pengaturan media masa, berita, dan informasi yang disampaikan media hanyalah konten yang membina ketakwaan dan menerapkan sanksi/hukum tegas terhadap pelaku kejahatan yang akan membuat efek jera pada pelakunya. Serta kontrol masyarakat sangat penting dalam negara. Karena jika ada kesalahan dalam menjalankan tugas negara, masyarakat wajib mengoreksi jalannya kebijakan tersebut.

Sistem Islam memberikan tuntunan pada setiap individu agar selalu dalam ketaatan, juga membentuk masyarakat yang saling peduli dan saling mengawasi satu sama lain. Hanya Islam kaffah yang mampu menjalankan penerapan-penerapan di atas dalam naungan negara tentunya. Negaralah yang menjamin kehidupan yang bersih dari kemungkinan berbuat dosa, menjaga agama, moral, dan menghilangkan hal-hal yang dapat merusaknya.

 

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi