From Hero to Zero

Oleh. H. M Ali Moeslim

Bismillahirrahmanirrahim

Dalam perjalanan sejarah Islam, ada kisah yang mesti menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk senantiasa menjaga perintah dan larangan Allah SWT. Kita dituntut untuk senantiasa istiqamah dalam keimanan dan ketaqwaan. Sebagaimana firman Allah SWT:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Wahai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kalian meninggal kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS Ali Imran: 102)

Begitupula Rasulullah Saw. bersabda:

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

“Bertakwalah kepada Allah di mana pun kau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR Ahmad 21354, Tirmidzi 1987)

Pada siang hari yang terik, di suatu majelis para sahabat yang mulia, tiba-tiba Rasulullah Saw. bersabda:

“Sesungguhnya di antara kalian ada seorang laki-laki yang kelak gigi gerahamnya di neraka lebih besar dari Gunung Uhud.”

Semua sahabat yang hadir dan ikut di dalam majlis tersebut dilanda kecemasan dari hari ke hari, hingga Syahidlah mereka satu demi satu. Setelah para sahabat yang mendengar sabda Rasulullah Saw. tersebut sudah syahid, satu demi satu akhirnya tinggal dua orang sahabat tersisa, yaitu sahabat Ar Rajjal bin Unfuwah dan Abu Hurairah dari kedua sahabat yang masih tersisa, Abu Hurairah begitu ketakutan.

Apa yang menjadi penyebab ketakutan dari sahabat Abu Hurairah tesebut? Karena, semua sahabat yang menghadiri majlis dimana Rasulullah Saw. bersabda sudah meninggal semua dalam keadaan husnul khatimah.

Sahabat yang tersisa hanya tinggal Abu Hurairah dan Ar-Rajjal saja, Abu Hurairah khawatir jika sampai dia menjadi yang dikabarkan oleh Rasulullah Saw. Sepeninggal wafatnya Rasulullah Saw. lalu kepemimpinan ummat digantikan oleh Khalifah Abu Bakar. Pada saat itu, muncullah Nabi palsu yang bernama Musailamah yang kemudian diberi gelar oleh orang-orang Muslim sebagai Al Kadzaab atau pendusta. Dengan dipanggil Musailamah Al Kadzaab.

Keberadaan Nabi palsu ini semakin mengkhawatirkan sebab pengikutnya semakin hari semakin bertambah dan semakin menjadi-jadi. Mereka mempunyai Al-Qur’an baru. Mereka juga membawa Islam yang baru dengan dipimpin oleh seorang Nabi palsu.

Sebab itulah, Khalifah Abu Bakar sudah berniat untuk memerangi mereka sampai tidak menyisakan satu pun nabi palsu yag ada di muka bumi. Ar-Rajjal bin Unfuwah merupakan seorang sahabat yang banyak hafalan Al-Qur’annya, bahkan bisa jadi Ar-Rajjal bin Unfuwah sudah hafal Al-Qur’an. Dia juga ketika masa hidupnya pernah berjuang bersama-sama dengan Rasulullah Muhammad Saw. dan para sahabat yang lain. Bahkan Ar-Rajjal bin Unfuwah beberapa kali diutus untuk mendakwahkan agama Islam di berbagai daerah.

Ar-Rajjal bin Unfuwah meminta agar Khalifah Abu Bakar untuk mengirim dirinya menemui dan mendakwahi Musailamah Al-Kadzaab.

Khalifah Abu Bakar akhirnya memberikan kepercayaan dan izin kepada Ar-Rajjal bin Unfuwah untuk menemui Nabi palsu, yaitu Musailamah Al-Kadzaab.
Ketika sampai di tempat Nabi palsu, Musailamah Al-Kadzaab dengan niat ingin meluruskannya agar kembali kejalan yang benar.

Ar-Rajjal bin Unfuwah melihat jumlah pengikut dari Musailamah Al-Kadzaab sangatlah banyak. Akhirnya, ada keraguan di dalam diri Ar-Rajjal bin Unfuwal. Dia malah mendapatkan tawaran yang cukup menggiurkan dan dengan disertai argument dari Musailamah Al-Kadzaab yang cukup masuk akal.

Akhirnya, Ar-Rajjal bin Unfuwah memutuskan mulai saat itu dia menjadi pengikut dari Musailamah Al-Kadzaab. Dia menghianati kepercayaan dari Khalifah Abu Bakar as. Dengan bahasa lain, Ar-Rajjal bin Unfuwah sudah membelot atau berpindah kepercayaan dengan mengikuti Musailamah Al-Kadzaab

Dengan hadirnya Ar-Rajjal bin Unfuwahdi dalam pasukan Musailamah Al-Kadzaab, semakin memberikan angin segar dan semangat yang baru bagi pasukan Musailamah Al-Kadzaab. Masuknya Ar-Rajjal bin Unfuwah pengikut Musailamah Al Kadzaab mempunyai alibi yaitu, Ar-Rajjal bin Unfuwah yang hafal Al-Qur’an dan pernah mengikuti Nabi Muhammad Saw. saja ikut Musailamah Al-Kadzaab.

Singkat cerita, karena pertolongan Allah SWT, ketika perang berkecamuk, yaitu antara pasukan Muslimin dengan pasukan Musailamah Al -adzaab, Ar-Rajjal bin Unfuwah berhasil dibunuh.

Demikianlah kisah salah seorang sahabat, bahkan tokoh utama pada masa Rasulullah Saw. belum tentu dijamin masuk surga oleh Allah SWT. Ar-Rajjal bin Unfuwah adalah sahabat yang berjuang dengan Rasulullah Saw. dalam menegakkan Agama Islam. Dia juga salah satu sahabat yang hafal Al-Qur’an, namun menjadi ahli neraka.

Untuk itulah, kita seharusnya selalu waspada, bukan oleh fakta yang sekarang lebih banyak pengikutnya, selalu diberitakan misalnya, namun tidak berdiri di atas kebenaran. InsyaAllah kalau kita menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua yang menjadi larangan-Nya, maka sampai ajal menjemput kita akan dijaga oleh Allah SWT.

Melalui ilmu dan pemahaman atau pola pikir Islam, yakni fiqrah islamiyyah, kemudian pola sikap Islam juga, yakni nafsiyyah islamiyyah sehingga membentuk kepribadian Islam atau syaksiyyah islamiyyah. Di antara ikhtiar itu adalah kita senantiasa membaca surat Al-Fatihah minimal dalam shalat wajib lima waktu. Terdapat ayat

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus.”

Dari ayat tersebut, kita selalu meminta kepada Allah SWT. untuk selalu menunjukkan jalan yang paling benar di dalam setiap aspek kehidupan kita. Kalimat shiratal mustaqim adalah syariat Islam.

Wallahu a’lam bishawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi