PHK Massal, Kapitalisme Gagal Wujudkan Sejahtera

Oleh. Ratna Dewi Putika Sari, S.Pd., M.Pd.
(Aktivis Muslimah, Ibu Peduli Keluarga dan Generasi)

Tiga perusahaan besar Shopee, Tokocrypto, dan Indosat melakukan pemangkasan karyawan. Operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo Hutchison melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 300 karyawannya.

Perusahaan e-commerce Shopee Indonesia juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas sejumlah karyawannya sebagai strategi efisiensi perusahaan di tengah persaingan bisnis e-commerce yang ketat. Keputusan PHK ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah manajemen melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

Platform perdagangan aset kripto, Tokocrypto juga melakukan pemutusan hubungan kerja(PHK). Keputusan PHK diambil karena perusahaan melakukan perubahan strategi bisnis. Pihak Tokocrypto pun mengurangi 20 persen dari total 225 karyawannya atau sekitar 45 orang. Perubahan strategi bisnis ini sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi pasar kripto dan ekonomi global.

Tidak hanya tiga perusahaan besar tersebut yang melakukan PHK massal. Sebuah perusahaan otomotif bernama Nozomi juga melakukan hal serupa. Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) menyebut ada kurang lebih 35 orang yang kena PHK massal tersebut (tribunnews.com/29/09/2022).

Resesi global di depan mata, PHK massal merupakan salah satu dampak nyata dari resesi yang terjadi. World Bank memprediksi 2023 akan terjadi resesi global. Seluruh negara akan terjun ke dalam jurang resesi. Resesi sendiri dianggap “awan gelap” dalam perekonomian sebab kondisi ini sangat memengaruhi stabilitas ekonomi suatu negara yang bermuara pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat (Merdeka, 29/10/2022).

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut resesi ini terjadi karena bank sentral di seluruh dunia kompak secara agresif menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga yang ekstrem ini merupakan langkah menurunkan inflasi yang tengah melanda dunia. Suku bunga yang naik akan mendorong masyarakat menabung lebih banyak. Hal demikian agar jumlah uang beredar dapat berkurang sehingga inflasi bisa ditekan.

Persoalan inflasi ini tidak kalah pelik. Inflasi adalah kondisi kenaikan harga barang dan jasa terus-menerus. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat turun yang berimbas pada berkurangnya pendapatan perusahaan. Kondisi ini dapat menyebabkan PHK besar-besaran. Artinya, baik resesi maupun inflasi, sama-sama bisa berimbas pada PHK.

Dua penyakit kronis ekonomi kapitalisme hanya berputar pada inflasi ataupun resesi. Menyelesaikan masalah inflasi, bisa menyebabkan resesi. Sebaliknya, menyelesaikan masalah resesi, bisa kembali mengalami inflasi. Ini karena sistem ekonomi kapitalisme bertumpu pada sektor nonriil berbasis riba. Sistem mata uang kertas yang tidak dijamin oleh komoditas berharga (fiat money) pun hanya akan terus menyebabkan krisis. The Fed, Bank Sentral AS, dengan mudahnya memproduksi dolar untuk menyelamatkan ekonominya. Besarnya kendali AS menyebabkan mata uang yang bergantung pada dolar, seperti rupiah, akan tidak stabil.

Jika AS dan negara-negara besar menaikkan suku bunga, bisa menyebabkan resesi. Menurunkan suku bunga, bisa menyebabkan inflasi. Namun, yang pasti, keduanya berimbas besar pada nasib para pekerja. Walhasil, persoalan krisis tidak mungkin selesai jika dunia masih menerapkan sistem ekonomi kapitalisme dengan fiat money-nya.
Adanya PHK massal ini juga menjadi bukti lemahnya posisi pekerja dalam kontrak kerja dalam sistem Kapitalisme. Kapitalisme senantiasa menekan biaya produksi, dan pekerja dianggap sebagai salah satu bagian dari biaya produksi. PHK menjadi salah satu bentuk efisiensi bagi perusahaan, demi menyelamatkan perusahaan dan mengabaikan pekerja. PHK sendiri menjadi lebih mudah pasca pemberlakuan UU Omnibus Law. PHK jelas meningkatkan angka kemiskinan, terlebih ketika negara tidak memiliki sistem jaminan sosial untuk rakyatnya sebagaimana yang terjadi dalam sistem kapitalisme hari ini.

Dunia juga membutuhkan satu sistem ekonomi yang tahan krisis. Hanya Islam yang memiliki sistem ekonomi yang kuat, antikrisis, dan juga memiliki berbagai mekanisme yang dapat menjamin pekerja hidup sejahtera. Sepanjang sejarah, hanya Islam yang mampu memimpin dunia tanpa adanya krisis keuangan yang berkepanjangan. Ini karena Islam bertumpu pada sektor riil. Sistem moneternya menggunakan sistem mata uang emas sehingga stabil dan jarang krisis.

Dalam Islam, negara berkewajiban melayani urusan umatnya dan akan menjamin sistem jaminan sosial terus terpelihara. Negara akan menjamin kebutuhan pokok masyarakatnya dan menjamin kesejahteraan mereka. Negara akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang mencakup tentang perolehan harta kekayaan dan pemanfaatannya, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun distribusi. Asas sistem ekonomi Islam berdiri di atas tiga pilar, pertama, cara harta diperoleh (menyangkut kepemilikan); kedua, terkait pengelolaan kepemilikan; dan ketiga, terkait distribusi kekayaan di tengah masyarakat agar tidak terjadi kesenjangan ekonomi.

Islam juga menetapkan bahwa perusahaan yang berposisi sebagai ajir (majikan) bersikap baik kepada musta’jir (pekerja). Akad kerja yang jelas dengan ketentuan gaji yang jelas. Hal ini akan meminimalisir sikap sewenang-wenang dari pihak perusahaan misalnya melakukan PHK besar-besaran. Sistem penggajian dalam Islam disandarkan kepada nilai jasa yang diberikan pekerja atas dasar keridhoan kedua belah pihak. Pekerja berhak menerima upah atas kerja yang dia tunaikan. Tidak dibenarkan majikan menunda pembayaran upah ini. Islam memerintahkan menunaikan upah sebelum keringat pekerja kering. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi saw. bersabda:

أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ
“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah, shahih)

Alhasil, hanya Islam yang mampu mewujudkan ekonomi tahan krisis dan menjamin kesejahteraan. Penerapan Islam kaffah hanya akan terlaksana sempurna dalam naungan khilafah islamiyyah. Khalifah akan bekerja serius untuk memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat sebagai bentuk penunaian amanah dari Allah Swt.:

كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka.” (HR Al-Bukhari)

Wallahua’lam bish shawab.

Dibaca

 81 total views,  2 views today

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi