30 JURUS MENGUBAH NASIB;UBAH PERSEPSI

Oleh : Ust. Prof. Dr. -Ing. H. Fahmi Amhar
Penyunting : Jusmin Juan

(Apa Yang Bisa Kita Ubah Agar Mengubah Nasib Kita)

Hari-9 : UBAH PERSEPSI

Sesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu persepsinya tentang berbagai hal

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung suatu serapan. Persepsi ini dihasilkan dari informasi yang masuk ke panca indra seseorang, kemudian oleh otaknya dihubungkan dengan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya, baik informasi yang masih mengambang, maupun yang sudah dianggap referensi.

Namun, kualitas persepsi juga tergantung kecepatan orang berpikir dan berapa banyak otaknya dilatih. Otak manusia memiliki keunikan, yakni makin sering dipakai, makin cepat dia berpikir dan makin banyak yang bisa disimpannya. Tetapi kualitas latihan ini juga tergantung jenis informasi yang dimasukkan. Ada informasi-informasi yang memperkuat otak, tetapi ada juga yang justru melemahkannya.

Membaca al-Qur’an, memecahkan persoalan matematika atau menganalisis berita politik, adalah termasuk informasi yang memperkuat otak. Sedang Pornografi, opera sabun atau gossip murahan, adalah informasi yang melemahkan. Otak melemah karena banyak sel-sel di otak yang terlena atau non-aktif, kecepatan berpikir jadi berkurang, dan akibatnya persepsi yang dihasilkannya pun tidak optimal.

Adapun persepsi itu sendiri bisa bermacam-macam. Ada persepsi tentang diri sendiri. Ada persepsi tentang orang lain. Juga persepsi tentang alam semesta, masyarakat, negara, dan sebagainya. Semuanya akan menentukan apa yang akan dilakukan orang itu kemudian.

Orang yang mempersepsikan dirinya hanya sebagai korban yang malang dari sistem yang rusak, relatif akan lebih sering mengeluh dan menyalahkan pemerintah, tetapi bisa juga menyalahkan konspirasi asing, bahkan dajjal. Sebaliknya orang yang mempersepsikan dirinya sebagai sosok pilihan, penyelamat korban dari sistem yang rusak, tentunya akan sibuk mencari solusi yang bisa dilakukan, agar korban selanjutnya tidak perlu berjatuhan lagi.

Kadang-kadang batas antara curiga akibat memiliki persepsi konspiratif, dengan waspada karena memiliki persepsi yang ideologis, itu tipis. Dari sisi “kecepatan berpikir” keduanya hampir sama. Yang membedakannya adalah “kualitas berpikir”.

Persepsi ideologi itu akurat, sistemik, konstruktif dan siap divalidasi dengan pisau analisis apapun, sedang persepsi konspiratif itu cenderung sebaliknya.

Tentu saja, persepsi ideologis inipun masih tergantung ideologi apa yang mendasarinya. Ideologi Sosialis, kapitalis, ataukah Ideologi Islam? Peristiwa politik atau ekonomi yang sama akan dipersepsikan dengan amat berbeda. Disinilah kembali diperlukan sesuatu yang lebih mendasar lagi: aksioma, asumsi dasar yang dianggap benar, atau dalam istilah Arab disebut : AQIDAH

Maka ternyata, bagaimana kita akan merubah nasib kita di masa depan, sangat tergantung dari aqidah apa yang kita pilih untuk mendasari persepsi yang kita gunakan dalam memahami dunia. Orang yang menolak keberadaan Tuhan dalam analisisnya, sekalipun hanya untuk mengambil hikmah. Orang yang menerima keberadaan Tuhan tetapi menolak campur tangan Tuhan dalam kehidupan, tidak akan menengok ajaran Tuhan untuk ikut memberikan solusi atas kejadian apapun.

Contoh: kalau banjir itu cuma insdental, maka itu persoalan teknis belaka. Tetapi kalau banjir itu selalu terjadi berulang, dan makin lama makin parah, maka itu pasti persoalan sistemik.

Kalau persepsi kita melihat bahwa akar masalahnya hanya sebatas teknis, maka cukuplah upaya-upaya teknis. Tetapi jika akar masalahnya sudah sampai ideologis, yakni dengan mengganti ideologi kapitalisme-sekuler dengan ideologi Islam.

Mestinya Ramadhan adalah bulan untuk mengubah persepsi kita. Mudah-mudahan l, pada hari ke-9 bulan Ramadhan, kita sudah mengubah persepsi kita memandang kehidupan, agar Allah mengubah nasib kita.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi