30 JURUS MENGUBAH NASIB; UBAH KOMPETISI


-Spesial Malam Nuzul al-Qur’an-

Oleh : Ust. Prof. Dr. -Ing. H. Fahmi Amhar
Penyusun : Jusmin Juan

(Apa Yang Bisa Kita Ubah Agar Allah Mengubah Nasib Kita)

Hari-17 : UBAH KOMPETISI

Sesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu arena kompetisi yang mereka ikuti

Semua orang yang sekarang dikenal sebagai tokoh, pasti pernah melalui sebuah kompetisi. Ilmuan terkenal biasanya juara di kampus, doktor termuda, atau memenangkan suatu research-award dalam persaingan proposal yang ketat. Artis terkenal biasanya juara kompetisi semacam Indonesian-Idol atau setidaknya lolos audisi yang ketat untuk memerankan tokoh utama (film-Sinetron). Politisi terkenal biasanya terpilih dalam suatu kompetisi di internal partai atau bahkan pemilu. Pendek kata, tidak ada perubahan nasib, kecuali kompetisi.

Persoalannya, kompetisi seperti apa yang ingin kita lalui?

Dalam hidup ini, setidaknya ada 2 kompetisi :

Pertama : Kompetisi Internal, yakni berhadapan dengan diri sendiri. Ini sebenarnya adalah kompetisi yang paling berat. Kita diminta mengalahkan diri kita sendiri. Bisa berarti mengalahkan ego kita, hawa nafsu kita; atau mengalahkan record/capaian kita.

Puasa adalah salah satu cara untuk mengalahkan ego kita. Tetapi dalam puasa pun kita bisa mengalahkan record kita sendiri. Kalau tahun lalu, selama bulan puasa kita hanya bisa khatam 1 kali, bagaimana kalau tahun ini kita khatam 2 kali, atau khatam 1 kali tetapi ditambah khatam membaca tafsirnya?

Kalau tahun lalu kita bisa shadaqah buat buka puasa satu orang sehari, bagaimana kalau tahun ini 2 orang per hari?
Kompetisi internal inilah yang membuat dunia terus maju. Ketika ada seorang juara dunia lari yang tidak terkalahkan, maka selanjutnya dia hanyan memecahkan recordnya sendiri.

Kedua, Kompetisi eksternal, yakni berhadapan dengan orang lain. Disinilah kita pandai-pandai memiliki arena. Rasulullah Saw pun memilih arena. Secara praktis, diawal Nabi mengajak umat Islam berkompetisi melawan kafir Quraisy. Tetapi visioner, dari awal Nabi mengajak umat Islam berkompetisi melawan Romawi dan Persia, dua negara adikuasa saat itu. Bahkan Nabi mengatakan, yang akan mengalahkan Romawi dan masuk Konstantinopel hanyalah Panglima terbaik yang memimpin pasukan terbaik. Karena medan kompetisi yang menjadi target sangat prestisius, maka persiapannya pun tidak main-main.

Karena itulah, titik tempat kita mencari arena kompetisi yang pasti lebih rendah dari kita.

Namun demikian, kadang-kadang dalam kehidupan nyata, kompetisi itu bisa dimanipulasi. Mereka yang memegang kendali kompetisi, bisa membuat aturan main yang cenderung memenangkan pihak tertentu. Contoh yang terjadi adalah kompetisi di pasar bebas semisal AFTA atau WTO. Ini ibarat pertandingan sepak bola yang tidak seimbang, karena besar gawangnya beda, lapangannya miring, dan salah satu kesebelasan tidak pakai sepatu. Pada kompetisi yang tidak fair spt ini, sebaiknya tidak ikutan. Kompetisi di dunia perjudian juga begitu, dimana yang pasti menang adalah bandarnya. Dan di dunia politik kita juga menjumpai hal yang sama. Zaman orde baru dulu, pemilu boleh dilakukan secara luber, tetapi yang menang pasti Golkar.

Dan secara ideologis, di sistem demokrasi bahkan harus ada pemilu yang jurdil, tetapi yang menang harus partai pro demokrasi, tidak boleh partai yang pro Islam. Kalau suatu partai Islam menang dan keberpihakan ke demokrasinya diragukan, dapat dipastikan partai Islam pemenang kompetisi itu akan dikudeta.

Inilah kalau kompetisi dimanipulasi

Kita bikin saja kompetisi sendiri dengan aturan main yang baru. Tetapi tentu tidak boleh berbuat hal yang sama: Memanipulasi aturan untuk condong kepada kita. Kompetisi tetap diperlukan agar kita naik kelas menjadi yang terbaik. Aturan yang paling fair dalam kompetisi di dunia adalah aturan Allah. Karena Allah hanya Regulator, tidak ikut menjadi player.

Mestinya Ramadhan adalah bulan untuk mengubah arena kompetisi hidup kita. Mudah-mudahan , pada hari ke-17 bulan Ramadhan, kita sudah mengubah kompetisi kita, agar Allah mengubah nasib kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *