Oleh : Ust. Prof. Dr.-Ing. H. Famhi Amhar
Penyunting : Jusmin Juan
(Apa Yang Bisa Kita Ubah Agar Allah Merubah Nasib Kita)
Hari-3 : UBAH DONASI
Sesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu seperti apa Donasinya
Kalau kita melihat sosok keluarga miskin dan bodoh, maka biasanya mereka kesulitan untuk mengasup nutrisi bergizi dan memberikan pendidikan yang bermutu bagi anak-anaknya. Walhasil anak-anaknya ini kelak juga akan kesulitan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik, yang mampu mengeluarkannya dari lubang kemiskinan dan kebodohan. Artinya, keluarga miskin, atau bahkan bangsa yang miskin, selamanya akan kesulitan keluar dari jerat “nasibnya”.
Tetapi Allah berjanji akan mengubah nasib suatu kaum bila mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka.
Sesungguhnya, semiskin apapun seseorang, dia masih bisa melakukan donasi (sedekah). Menurut Rasulullah, donasi itu banyak macamnya. Yang paling populer tentu saja sedekah berupa harta (materi). Namun membantu seseorang menaikkan muatan ke kendaraan, adalah sedekah juga (yakni sedekah tenaga), bahkan menahan diri dari perbuatan maksiat adalah sedekah juga.
Sekecil apapun donasi, itu pasti merubah nasib. Rasulullah mengatakan, ada orang yang diselamatkan dari api neraka hanya karena sebutir kurma. Di hadits lain beliau bercerita, bahwa ada seorang pelacur dari umat terdahulu, yang masuk surga karena timbangan amalnya lebih berat, lantaran dia memberi minum seekor anjing. Kalau memberi minum seekor anjing anjing saja bisa membawa donatur ke surga, bagaimana dengan memberi minum (menyediakan air bersih) untuk satu desa muslim, yang kemudian mereka dapat beribadah dengan baik, yang diantara mereka ada orang-orang alim yang senantiasa berdakwah dan menyebarkan kebaikan?
Tetapi tentu saja, seseorang yang dititipi Allah rezeki yang lebih besar, baik itu berupa harta, tenaga, ilmu, jabatan atau handai tolan, memilik kewajiban donasi yang lebih besar. Mereka tidak hanya bisa berdonasi untuk mengubah nasibnya sendiri, tetapi bahkan mengubah nasib ummat.
Bahkan, kalau dilakukan dengan cerdas, manfaat donasi ini bisa bertahan lama, bahkan tetap bertahan meski donaturnya tidak ada lagi. Nabi mengatakan, ada amal manusia yang tidak terputus dengan kematiannya, yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh.
Karena itu, bentuk donasi yang bisa kita ubah ini setidaknya mencakup 3 macam:
1). Donasi dalam bentuk materi
Donasi ini objeknya adalah materi. Tentu saja amalnya bisa juga berupa tenaga atu pikiran, tetapi hasilnya adalah materi. Dan materi ini berupa infrastruktur, apakah itu berupa jalan umum, masjid, sarana air bersih, atau juga pabrik yang memproduksi kebutuhan manusia, maka donasi ini akan memberikan kebaikan (pahala) terus-menerus, selama dia masih dapat berfungsi
2). Donasi dalam bentuk ilmu atau wisdom
Donasi ini objeknya adalah ilmu, atau suatu pengetahuan atau aturan sesuai syara’ yang membuat orang/masyarakar menjadi lebih bijak. Amalnya bisa saja berupa sosialisasi, mengajar, menulis buku, membuat film yang menginspirasi, atau juga menjadikan semua itu mungkin dengan sebuah peraturan/kebijakan. Selama ilmu yang baik tsb masih berpengaruh ataupum tidak, maka masih memberikan kebaikan (pahala) terus-menerus.
3). Donasi dalam bentuk pembangunan manusia
Donasi ini objeknya adalah manusia. Upaya membentuk manusia-manusia menjadi orang-orang shaleh yang cerdas, tekun bekerja, dan berjiwa peduli pada sesama, itu adalah donasi yang luar biasa, yang memerlukan kesabaran tingkat tinggi, tetapi pasti akan mengubah nasib suatu kaum di masa depan.
Dakwah untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyah yang akan menerapkan syari’at secara kaffah dan mendakwahkannya ke seluruh dunia secara efektif, adalah doansi yang mencakup ketiga di atas sekaligus. Dalam dakwah ini, otomatis kita berdonasi dalam bentuk materi untuk memutar roda dakwah, tenaga kita curahkan setiap kita melakukan kontak dan sosialisasi, pikiran kita peras untuk menghasilkan berbagai ilmu baru yang solutif syar’i untuk persoalan dunia modern, dan kita mendidik (mentasqif) sumber daya manusia agar menjadi pribadi-pribadi yang pantas untuk dipercaya oleh Ahlul Quwwah yang akan memberikan Nusroh.
Donasi total spt ini pula yang dilakukan para sahabat utama yang bersama Nabi berdakwah sejak dari Makkah, kemudian mendirikan Daulah Islam di Madinah, hingga akhirnya melakukan futuhat ke negeri-negeri yang jauh.
Mestinya Ramadhan adalah bulan untuk mengubah donasi kita menjadi lebih berkualitas, bukan malah bulan yang membatasi kita: jangan sampai kita hanya donasi di bulan Ramadhan saja! Mudah-mudahan, mulai di hari-3 bulan Ramadhan, kita sudah bisa mengubah DONASI kita, agar Allah mengubah nasib kita.